Rabu, 12 November 2025   |   WIB
id | en
Rabu, 12 November 2025   |   WIB
BIG dan UN-GGCE Bersinergi Lestarikan Lingkungan dan Mitigasi Bencana

Jakarta, Berita Geospasial – Pelestarian lingkungan, khususnya penurunan muka tanah dan kenaikan muka air laut, menjadi fokus utama dalam kunjungan teknis peserta Workshop Internasional `The Integration of Terrestrial, Maritime, Built and Cadastral Domains: Joining Land and Sea` pada 4 Desember 2024. Workshop ini digelar Badan Informasi Geospasial (BIG) bersama United Nations Global Geodetic Center of Excellence (UN-GGCE).

“Salah satu target yang ingin dicapai dalam kegiatan ini adalah peningkatan teknologi pemetaan antara negara-negara berkembang di Asia Pasifik. Diharapkan kita bisa saling bertukar pikiran tentang perkembangan infrastruktur, hambatan yang mungkin terjadi, serta solusinya. Selain itu, melalui workshop ini juga harapannya akan ada sistem referensi pemetaan yang sama nantinya,” jelas Deputi Bidang Informasi Geospasial Tematik (IGT) BIG Antonius Bambang Wijanarto yang ditemui ketika kunjungan ke Taman Wisata Alam Mangrove Angke Kapuk di Jakarta Utara.

Anton menjelaskan, kawasan mangrove dipilih sebagai Lokasi kunjungan karena mencerminkan dampak erosi dan sedimentasi berlebihan. Penanaman mangrove dinilai penting untuk melindungi lingkungan, dengan harapan adanya komitmen kuat untuk mempertahankan keberadaannya.

Pada kesempatan ini, ia menekankan bahwa pemetaan dapat dimanfaatkan secara optimal untuk mendukung upaya proteksi lingkungan. Selain ke Kawasan mangrove, peserta dari 24 negara juga diajak mengamati langsung fenomena penurunan muka tanah di kawasan Kota Tua, Jakarta.

“Faktanya telah terjadi penurunan muka tanah hampir sekitar empat meter dari 1974. Kita perlu bertindak untuk mengatasinya, salah satunya dengan mencegah air laut masuk ke darat melalui penanaman mangrove. Di sini kita berusaha mengintegrasikan data darat dan laut untuk mencari solusi melalui peta informasi geospasial yang memiliki satu sistem dan satu referensi,” tutur Deputi Bidang Informasi Geospasial Dasar (IGD) BIG Mohamad Arief Syafii.

Senada, Sekretaris Utama BIG Belinda Arunarwati Margono menekankan bahwa kunjungan teknis ini membuktikan manfaat nyata Informasi Geospasial (IG). Ia mencontohkan Taman Mangrove yang berfungsi sebagai kawasan konservasi, meskipun berada di wilayah yang terdampak penurunan muka tanah.

"Lewat mangrove, kawasan ini tetap terjaga, dan pemetaan menyediakan data penting untuk mendukung pelestarian lingkungan," jelasnya.

Pimpinan UN-GGCE Nicholas Brown menuturkan, tujuan utama keberadaan mereka sebagai Pusat Keunggulan Global PBB adalah membangun kapasitas negara-negara, khususnya di Asia Tenggara dan kepulauan Pasifik, dalam mengintegrasikan data darat dan laut untuk mendukung pengambilan keputusan yang lebih baik.

“Contoh nyata adalah wilayah yang mengalami penurunan muka tanah. Kita perlu mengukur sejauh mana tanah bergerak dan permukaan laut naik, sehingga infrastruktur dapat direncanakan dengan lebih baik untuk melindungi masyarakat,” ujarnya.

Nicholas menambahkan, tujuan utama adalah mengajarkan cara memanfaatkan data secara tepat agar setiap keputusan yang diambil mampu memberikan solusi terbaik bagi pengelolaan lahan dan lingkungan.

Dalam rangkaian kunjungan teknis ini, selain mengunjungi Kota Tua Jakarta, peserta juga berkesempatan mengunjungi Kantor BIG. Di sana, mereka mendapatkan penjelasan mendalam mengenai stasiun pasang surut (pasut), laboratorium gaya berat, serta pusat pemrosesan data Global Navigation Satellite System (GNSS) dan Indonesia Continuously Operating Reference Station (Ina-CORS).

Di stasiun pasut, peserta mempelajari proses akuisisi data pasut, peralatan yang digunakan, serta mekanisme pengambilan data menggunakan sensor radar dan Bubble Gauge (Pressure). Sedangkan, di laboratorium gaya berat, peserta diperkenalkan pada berbagai alat gravimeter yang dimiliki BIG, termasuk seri, tipe, dan kegunaannya. Mereka juga memahami jenis data yang dihasilkan, manfaatnya dalam membangun model geoid, serta kegiatan yang mendukung pengukuran gayaberat.

Sementara, di pusat pemrosesan data GNSS dan Ina-CORS, peserta mendalami sistem Ina-CORS yang dikelola BIG, proses pengolahan data GNSS, dan layanan Network Real-Time Kinematic (NRTK) Ina-CORS. Selain itu, mereka juga belajar tentang produk Direktorat Sistem Referensi Geospasial dan aplikasi data pasut real-time untuk mendukung Indonesia Tsunami Early Warning System (Ina-TEWS). (LR/NIN)