Rabu, 12 November 2025   |   WIB
id | en
Rabu, 12 November 2025   |   WIB
BIG Petakan 195 Km Garis Pantai dan 450 Km² Laut Kalimantan Selatan

Tanah Bumbu, Berita Geospasial – Badan Informasi Geospasial (BIG) melalui Direktorat Pemetaan Rupabumi Wilayah Laut dan Pantai tengah melaksanakan survei batimetri, garis pantai, dan pengumpulan nama rupabumi wilayah laut di Kalimantan Selatan. Kegiatan ini bertujuan menyediakan unsur peta dasar rupa bumi Indonesia yang terintegrasi antara wilayah darat dan laut.

Deputi Bidang Informasi Geospasial Dasar BIG Mohamad Arief Syafii saat inspeksi lapangan di Teluk Tamiang, Pulau Laut, Kabupaten Tanah Bumbu pada Senin, 15 September 2025, menegaskan bahwa survei dilakukan secara swakelola oleh tim BIG dan kini memasuki tahap akhir. “Survei ini dilakukan untuk mengumpulkan data batimetri yang nantinya digunakan dalam penyusunan unsur peta dasar laut, seperti hipsografi, garis pantai, serta nama rupa bumi wilayah laut,” ujarnya.

Survei yang dimulai sejak Juni 2025 ini meliputi tiga komponen utama, yaitu garis pantai, nama rupabumi wilayah laut, dan batimetri. Tim telah menyelesaikan pengukuran garis pantai serta pengumpulan nama rupabumi.

Hasil sementara menunjukkan peningkatan signifikan jumlah nama rupabumi wilayah laut, dari 150 menjadi sekitar 300 unsur, atau naik hampir 200 persen.

Arief menjelaskan, pembakuan nama rupa bumi menjadi kunci dalam memperkuat legalitas dan integrasi data geospasial. Nama-nama tersebut akan ditelaah dan distandarkan sesuai kewenangan—kabupaten/kota, provinsi, atau pemerintah pusat—tergantung letak dan skala unsur geografisnya.

“Pembakuan nama rupa bumi tidak hanya penting untuk keakuratan peta, tetapi juga untuk kepastian hukum dan identitas budaya lokal. Kami mendorong penggunaan nama-nama lokal yang mencerminkan sejarah, budaya, serta kearifan masyarakat setempat,” tambahnya.

Kegiatan ini juga sejalan dengan kebutuhan pembangunan strategis Kalimantan Selatan. Pemerintah daerah membutuhkan peta dasar untuk sejumlah proyek, seperti rencana pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mekar Putih, dua kawasan industri, serta pembangunan jembatan penghubung Kalimantan dan Pulau Laut.

Ketua Pelaksana kegiatan, Herianto, menyebutkan rincian teknis survei meliputi pengukuran garis pantai sepanjang 195 kilometer di pesisir Batulicin dan Pulau Laut, identifikasi 151 fitur geospasial untuk nama rupa bumi, serta survei batimetri seluas 450 kilometer persegi di Selat Laut dan sekitar KEK Mekar Putih.

“Kami berharap data yang dihasilkan dapat dimanfaatkan secara optimal oleh pemangku kepentingan, khususnya dalam mendukung pengembangan wilayah dan perencanaan tata ruang agar ke depan tidak terjadi lagi tumpang tindih pemanfaatan ruang,” jelasnya.

Kegiatan ini menjadi langkah strategis BIG dalam mendukung pembangunan nasional berbasis data geospasial yang terpadu, akurat, dan dapat dipertanggungjawabkan. Dalam satu hingga dua tahun mendatang, Kalimantan Selatan, khususnya Pulau Laut dan sekitarnya, ditargetkan memiliki peta rupa bumi terintegrasi darat dan laut yang siap digunakan untuk berbagai kepentingan pembangunan.

Reporter : Risa Krisadhi
Editor : Kesturi Haryunani