Rabu, 12 November 2025   |   WIB
id | en
Rabu, 12 November 2025   |   WIB
BIG Perkuat Literasi dan Inovasi Geospasial di Pameran Keterbukaan Informasi Publik 2025

Jakarta, Berita Geospasial – Sebagai ajang untuk menampilkan inovasi dan praktik terbaik dalam pelayanan informasi kepada masyarakat, Badan Informasi Geospasial (BIG) berpartisipasi pada Pameran Keterbukaan Informasi Publik yang diselenggarakan pertama kali oleh Komisi Informasi Pusat (KIP) di Jakarta, pada 14 –16 Oktober 2025.

Pada kesempatan ini, BIG menampilkan berbagai inovasi Informasi Geospasial (IG) terbaru seperti Peta Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) Edisi 2024, hasil pemetaan skala besar untuk wilayah Sulawesi, hingga visualisasi bangunan 3D stasiun pasang surut BIG. Selain itu, BIG juga menghadirkan beragam studi kasus pemanfaatan IG di sektor kesehatan, pendidikan, dan infrastruktur, yang menunjukkan bagaimana data berbasis lokasi dapat mendukung pembangunan nasional secara nyata.

Komisioner KIP, Rospita Vici Paulyn turut mengapresiasi kehadiran BIG dalam pameran ini. Menurutnya, IG memiliki peran penting dalam mendukung keterbukaan dan akuntabilitas publik.

“Kami melihat peluang besar untuk kolaborasi dengan BIG pada gelaran berikutnya, misalnya menghadirkan narasumber dari BIG untuk menjelaskan lebih dalam peluang pemanfaatan IG bagi lembaga publik maupun masyarakat,” tuturnya.

Sementara itu, Ketua KIP, Donny Yoesgiantoro dalam sambutannya saat membuka pameran, menegaskan bahwa keterbukaan informasi publik kini harus bertransformasi dari sekadar kewajiban hukum menjadi kebutuhan dasar bagi badan publik dan masyarakat.

“Di era digital, akses terhadap informasi yang transparan dan akurat bukan hanya hak, tetapi juga kebutuhan dasar masyarakat. Keterbukaan informasi adalah nafas kehidupan dalam penyelenggaraan negara yang demokratis,” ujar Donny.

Ia juga menyampaikan apresiasi atas antusiasme tinggi para peserta pameran yang mencapai lebih dari 30 lembaga publik. Menurutnya, kegiatan ini menjadi momentum penting dalam membangun budaya transparansi yang adaptif dan kolaboratif.

“Keterbukaan informasi bukan lagi sekadar ukuran kepatuhan badan publik terhadap undang-undang, tetapi menjadi kebutuhan bersama. Dari kewajiban menuju kebutuhan, itulah arah transformasi yang kami dorong,” pungkasnya.

Pada pameran ini, sebagai bentuk literasi publik, pengunjung yang datang ke stan BIG juga dapat membawa pulang Majalah Geospasial Indonesia, serta buku-buku bertema geospasial lainnya.

Luciana Retno Prastiwi, Pranata Humas BIG yang mewakili lembaga dalam pameran ini, menjelaskan bahwa partisipasi BIG bertujuan memperluas pemahaman publik terhadap manfaat data geospasial.

“IG bukan hanya tentang peta, tetapi juga tentang bagaimana data lokasi dapat membantu perencanaan, pengambilan keputusan, hingga transparansi publik. Melalui pameran ini, kami ingin masyarakat melihat langsung bagaimana geospasial hadir dalam kehidupan sehari-hari,” ujar Luciana.

Dengan menghadirkan berbagai produk dan inovasi geospasial, BIG mengajak masyarakat untuk berkunjung ke stan dan mengenal lebih jauh bagaimana IG bekerja di balik banyak keputusan penting pembangunan Indonesia.

Reporter: Achmad Faisal Nurghani
Editor: Luciana Retno Prastiwi