Cibinong, Berita Geospasial - Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) menjadi kunci dalam mewujudkan penyelenggaraan Informasi Geospasial (IG) yang andal dan berkelanjutan. Hal ini mengemuka pada diskusi PraRakornas Working Group (WG) 2 yang mengusung tema `Peran Akademisi dalam SDM IG untuk Penyelenggaraan IG Berkelanjutan` pada Kamis, 26 Juni 2025.
Kegiatan yang dilaksanakan oleh Badan Informasi Geospasial (BIG) tersebut menyepakati bahwa peran perguruan tinggi dan dunia akademik tidak bisa dilepaskan dalam menyiapkan SDM IG yang berkualitas, adaptif terhadap perkembangan teknologi, sekaligus memiliki wawasan kebijakan publik.
“Setiap tahapan pembangunan ekosistem IG membutuhkan dukungan SDM IG yang andal, terintegrasi, dan berkelanjutan. Harus ada peta kebutuhan yang jelas dan terukur, termasuk solusi atas kendala yang mungkin muncul,” tegas Guru Besar Geodesi Institut Teknologi Bandung Hasannudin Zainal Abidin pada sesi diskusi.

Hasanuddin Zainal Abidin, Guru Besar Geodesi ITB (daring) memberikan penjelasan tentang revolusi industri SDM IG pada pra rakornas 2025. dok.BIG/Huswantoroapm
Ia juga menyoroti pentingnya optimalisasi peran Corporate University (corpu) BIG untuk memperkuat kapasitas SDM IG. Termasuk menjawab tantangan revolusi industri 4.0, seperti kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI), big data, dan cloud computing.
Senada, Triarko Nurlambang dari Universitas Indonesia menekankan pentingnya membangun budaya spasial sejak dini melalui pendidikan formal.
“Kita tidak hanya bicara teknis, tapi juga membangun pola pikir spasial yang komprehensif, mengedepankan sistem berpikir lintas disiplin, dan menjadikan masyarakat sebagai pusat kebijakan,” ujarnya.
Sedangkan Dekan Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada Muhammad Kamal, menyoroti bahwa masih adanya celah antara kebutuhan di lapangan dengan kompetensi lulusan perguruan tinggi di bidang geospasial. Ia menekankan perlunya penyelarasan kurikulum agar mahasiswa tidak hanya menguasai aspek teknis, tetapi juga siap menjadi pengambil keputusan yang memahami kebijakan publik.
“Inovasi dari kampus sangat dibutuhkan, mulai dari pengembangan algoritma, pengelolaan ruang, hingga teknologi sensor berbasis geospasial. Kolaborasi dengan BIG mutlak diperlukan agar solusi yang dihasilkan kontekstual dan adaptif,” jelas Kamal.
Diskusi juga mengungkapkan perlunya pemetaan kebutuhan pengembangan SDM IG secara nasional, termasuk peningkatan kesejahteraan SDM dan optimalisasi formasi Jabatan Fungsional Surveyor Pemetaan. BIG melalui corpu berkomitmen menyempurnakan kurikulum internal yang nantinya dapat dimanfaatkan lebih luas di daerah.
“SDM adalah fondasi utama dalam mewujudkan ekosistem IG yang kuat. Perlu masukan dari akademisi agar pengembangan kapasitas berjalan tepat sasaran,” tutur Arif Aprianto dari Pusat Pengembangan Kompetensi IG BIG.
Melalui forum ini, diharapkan terjalin sinergi yang lebih erat antara pemerintah, perguruan tinggi, dan industri, untuk mencetak SDM IG unggul yang mampu menjawab kebutuhan nasional, sekaligus mendorong penyelenggaraan IG yang inklusif, adaptif, dan berkelanjutan.
Reporter: Kesturi Haryunani
Editor: Luciana Retno Prastiwi