Cibinong, Berita Geospasial – Badan Informasi Geospasial (BIG) melalui Direktorat Integrasi dan Sinkronisasi Informasi Geospasial Tematik (DISIGT) mengimplementasikan Aplikasi Integrasi Informasi Geospasial Tematik (IGT) yang diluncurkan pada Rapat koordinasi Nasional Informasi Geospasial (Rakornas IG) 2025. Aplikasi ini menjadi inovasi penting untuk meningkatkan transparansi dan mempercepat proses verifikasi IGT lintas kementerian/lembaga (K/L).
Salah satu implementasi dilaksanakan pada Bimbingan Teknis (Bimtek) Kompilasi dan Integrasi IGT di Cibinong pada Jumat, 12 September 2025. Kegiatan ini diikuti delapan K/L, yaitu Kementerian Keuangan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Kementerian Kehutanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional, Kementerian Lingkungan Hidup/Badan Pengendalian Lingkungan Hidup, Badan Pangan Nasional, dan Perpustakaan Nasional.
Proses diskusi dan verifikasi IGT Kementerian Keuangan RI (dok: Ani DISIGT-BIG)
Direktur ISIGT BIG Lien Rosalina menjelaskan, bimtek ini menjadi langkah strategis untuk mendukung target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2025–2029, yakni 310 IGT terkompilasi dan terintegrasi. “Target 2025 adalah 13 IGT sudah terintegrasi. Hingga bimtek ini selesai, delapan K/L dengan 15 IGT sudah memanfaatkan Aplikasi Integrasi IGT,” ujarnya.
Lien menambahkan, seluruh K/L peserta telah menyelesaikan proses unggah data dengan tahapan berbeda. Sebagian data telah terintegrasi, sebagian lain diverifikasi oleh BIG, dan sisanya masih dalam tahap perbaikan maupun konsultasi metadata serta penyiapan data spasial.
“Aplikasi ini mempermudah unggah data, memantau status verifikasi, sekaligus menjadi instrumen manajemen dan pengambilan keputusan berbasis bukti yang akurat. Dengan aplikasi ini, proses kompilasi dan integrasi bisa berjalan lebih cepat,” tegas Lien.
Menu Utama Aplikasi Integrasi IGT (dok: DISIGT-BIG)
Senada, Ketua Pokja Kompilasi dan Integrasi IGT Theresia Retno Wulan menuturkan bahwa sistem kompilasi dan integrasi yang semula berbasis cloud kini beralih menjadi berbasis website, sehingga lebih praktis digunakan oleh K/L wali data IGT.
“Data yang diunggah lebih terjaga kerahasiaannya, proses verifikasi lebih terdokumentasi, dan riwayat perbaikan dapat dipantau. Selanjutnya, kedelapan K/L akan melanjutkan tahapan kompilasi hingga diterbitkan rekomendasi verifikasi sesuai IGT wali datanya,” jelasnya.
Dengan adanya aplikasi ini, BIG memperkuat langkah menuju tata kelola Informasi Geospasial Tematik yang lebih transparan, efisien, dan mendukung pembangunan nasional berbasis data.
Reporter: Rahma Nafila Fitri Sabrina
Editor: Kesturi Haryunani