Selasa, 02 Desember 2025   |   WIB
en | id
Selasa, 02 Desember 2025   |   WIB
BIG Resmi Gandeng GSI Jepang: Babak Baru Transformasi Geospasial Nasional

Tsukuba, Berita Geospasial — Kolaborasi antara Badan Informasi Geospasial (BIG) Indonesia dan Geospatial Information Authority (GSI) Jepang resmi disahkan melalui penandatanganan nota kesepahaman pada Senin, 1 Desember 2025. Bertempat di Kantor GSI Tsukuba, Jepang, kerja sama ini membahas mengenai kerja sama teknis akuisisi data dan informasi geospasial.

“Kerja sama ini penting untuk meningkatkan kualitas infrastruktur geospasial nasional. Pertukaran pengetahuan, teknologi, dan praktik terbaik secara berkelanjutan dengan GSI akan mempercepat upaya kami dalam meningkatkan akurasi dan keandalan layanan geospasial Indonesia,” ungkap Kepala BIG, Muh Aris Marfai.

Aris menambahkan bahwa BIG saat ini mengoperasikan 477 stasiun CORS, serta mempertahankan model geoid nasional dengan akurasi 5-20 cm. Sementara, Jepang mengoperasikan 1.300 CORS dengan akurasi geoid di bawah 5 cm, standar yang ingin dicapai Indonesia melalui kolaborasi teknis dan pertukaran teknologi dengan GSI.

“Bukan hanya infrastruktur geospasial yang ditingkatkan, tetapi juga pemanfaatannya oleh pengguna di sektor pemerintahan, swasta, dan akademik. Data geospasial BIG diharapkan dapat digunakan lebih luas, mulai dari pemetaan skala besar, mitigasi bencana, pertanian, industri, transportasi, hingga rantai pasok,” tegas Aris.

Pada kesempatan yang sama, Director General GSI, Kazushige Kawase, menyampaikan apresiasinya atas terjalinnya kesepakatan implementatif tersebut.

“Saya senang mengumumkan bahwa kami telah menyelesaikan pengaturan kerja sama ini dengan BIG. Jepang dan Indonesia telah lama bekerja sama sejak 1963. Kedua negara menghadapi tantangan yang sama terkait bencana alam seperti gempa bumi, tsunami, erupsi gunung api, serta isu penurunan tanah. Organisasi nasional seperti kami memiliki tanggung jawab besar dalam menjawab tantangan tersebut melalui informasi geospasial,” ujarnya.

GSI berharap nota kesepahaman ini menjadi kesempatan memperluas pertukaran pengetahuan dan solusi bersama untuk isu kebencanaan dan geodinamika kawasan. Senada, Sekretaris Utama BIG, Belinda Arunarwati Margono, menyatakan bahwa penandatanganan nota kesepahaman ini menjadi milestone penting dalam sejarah panjang hubungan BIG-GSI.

“Penandatanganan hari ini menjadi tonggak penting lainnya dalam kerja sama jangka panjang antara BIG dan GSI. Kami berharap dapat memperkuat kolaborasi melalui penelitian bersama, peningkatan kapasitas, dan kemajuan dalam sistem referensi geospasial. Kami sangat senang dengan kerja sama ini,” kata Belinda.

Nota Kesepahaman BIG-GSI ini diharapkan menjadi landasan menuju kemitraan yang lebih strategis dan berorientasi masa depan, termasuk riset bersama, pengembangan teknologi baru, serta penguatan kapasitas kelembagaan geospasial kedua negara.

Reporter: Siti Hawa
Editor: Luciana Retno Prastiwi