Rabu, 12 November 2025   |   WIB
id | en
Rabu, 12 November 2025   |   WIB
Delegasi Nepal Kunjungi BIG, Pelajari Modernisasi dan Potensi Industri IG

Cibinong, Berita Geospasial - Delegasi Kementerian Pengelolaan Lahan, Koperasi, dan Pengentasan Kemiskinan (MoLMCPA) Nepal mengunjungi Badan Informasi Geospasial (BIG) untuk mempelajari modernisasi administrasi pertanahan, integrasi data geospasial, dan strategi monetisasi Informasi Geospasial (IG) pada Selasa, 12 Agustus 2025. Kunjungan ini merupakan bagian dari program Learning Exchange Visit to Indonesia on the Modernization of the Land Administration Sector yang didukung Bank Dunia melalui inisiatif Digitalization of Nepal’s Land Administration Services (DNLAS).

Delegasi dipimpin Joint Secretary sekaligus juru bicara MoLMCPA Ganesh Prasad Bhatta. Turut hadir, pejabat senior dari Department of Land Management and Archives, Department of Survey, Ministry of Finance Nepal, serta perwakilan World Bank.

Pada kesempatan ini, Deputi Bidang Infrastruktur Informasi Geospasial BIG Ibnu Sofyan memaparkan besarnya peluang pasar geospasial di Indonesia. “Kami perkirakan ukuran pasarnya mencapai sekitar 800 miliar dolar AS. Ini membuka peluang industri baru, mulai dari kendaraan otonom hingga sektor asuransi,” ujarnya.


Ibnu Sofiyan dalam rapat kunjungan delegasi Nepal. dok.BIG/Huswantoro

Ibnu juga menegaskan, BIG memegang tiga peran strategis di Indonesia, yakni sebagai regulator, koordinator, dan eksekutor pembuatan peta dasar.

Ganesh Prasad Bhatta mengaku terkesan dengan capaian BIG. “Profesionalisme tidak berbatas. Saat berada di sini, saya merasa seperti berada di rumah sendiri. Namun Indonesia memiliki skala pekerjaan 15 kali lebih besar dari Nepal, tapi mampu bergerak cepat membangun peta nasional,” katanya.

Bhatta menilai, pengalaman BIG dalam memonetisasi data geospasial menjadi inspirasi bagi Nepal untuk mengembangkan industri serupa di tengah keterbatasan anggaran. Saat ini, survei topografi Nepal baru mencakup setengah wilayah negara pada skala 1:50.000, sedangkan survei kadaster skala besar baru menjangkau 27 persen wilayah.

“Kami sedang memodernisasi, mendigitalisasi, dan melakukan survei ulang. Tantangannya adalah meyakinkan pemerintah untuk menyediakan sumber daya yang cukup,” jelasnya.

Selama kunjungan, delegasi Nepal mendapat paparan terkait percepatan penyusunan peta dasar skala besar 1:5.000 nasional, menyaksikan demonstrasi INA-Geoportal (One Map), serta mengikuti tur teknis ke Geospatial Data Centre dan Geodesy Processing Centre.

Kunjungan ini diharapkan memperkuat kolaborasi kedua negara, tidak hanya dalam penguasaan teknologi, tetapi juga dalam pengembangan industri dan ekosistem geospasial yang berkelanjutan.

Reporter: Risa Krisadhi
Editor: Kesturi Haryunani